Kamis, 23 Februari 2017

Materi Teks Hikayat dan nilai - nilai dalam hikayat : kelas X SMK



MENGIDENTIFIKASI NILAI – NILAI

DALAM HIKAYAT


            Cerita rakyat sudah tidak asing di telinga kamu. Kamu sering mendengar cerita rakyat, mungkin diceritakan oleh ayah atau ibu kamu saat kamu kecil. Sudahakah kamu mengenal cerita rakyat yang berupa hikayat?

            Cerita hikayat memiliki banyak ragam, salah satunya adalah hikayat. Hikayat merupakan cerita Melayu klasik yang menonjolkan unsur penceritaan berciri kemustahilan dan kesaktian tokoh-tokohnya.
            Hikayat adalah salah satu bentuk sastra karya prosa lama yang isinya berupa cerita, kisah, dongeng maupun sejarah. Umumnya mengisahkan tentang kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kekuatan/kesaktian, dan mukjizat sang tokoh utama.
            Menurut KBBI,  hikayat berarti karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang –undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, ataugabungan sifat- sifat itu, dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta, misalnya Hang Tuah, Perang Palembang, Seribu Satu Malam, dan lain- lain.


Ciri-ciri hikayat dapat dibedakan menjadi 9 yaitu:
  1. Anonim: Pengarangnya tidak dikenal
  2. Istana Sentris:  Menceritakan tokoh yang berkaitan dengan kehidupan istana/kerajaan
  3. Bersifat Statis: Tetap, tidak banyak perubahan
  4. Bersifat Komunal: Menjadi milik masyarakat
  5. Menggunakan bahasa klise: Menggunakan bahasa yang diulang-ulang
  6. Bersifat Tradisional: Menentukan budaya/tradisi/kebiasaan yang dianggap baik
  7. Bersifat Didaktis: Didaktis moral maupun didaktis religius (Mendidik)
  8. Menceritakan Kisah Universal Manusia: Peperangan antara yang baik dengan yang buruk, dan dimenangkan oleh yang baik
  9. Magis: Pengarang membawa pembaca ke dunia khayal imajinasi yang serba indah

Macam-macam hikayat dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu :

Macam-macam Hikayat berdasarkan isinya:
  1. Cerita Rakyat
  2. Epos India
  3. Cerita dari Jawa
  4. Cerita-cerita Islam
  5. Sejarah dan Biografi
  6. Cerita berbingkat

Macam-macam Hikayat berdasarkan asalnya:

  1. Melayu Asli
            Contohnya:  Hikayat Hang Tuah, Hikayat Si Miskin, Hikayat Indera Bangsawan, Hikayat Malim Deman.
  1. Pengaruh Jawa
            Contohnya: Hikayat Panji Semirang, Hikayat Cekel Weneng Pati, Hikayat Indera Jaya.
  1. Pengaruh Hindu
            Contohnya: Hikayat Sri Rama, Hikayat Perang Pandhawa, Hikayat Sang Boma, Hikayat Bayan Budiman.
  1. Pengaruh Arab-Persia
            Contohnya: Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Bachtiar, Hikayat Seribu Satu Malam.

Unsur-Unsur Hikayat
      Alur (plot)
o   Merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab-akibat.
      Tema
o   Merupakan inti atau ide dasar sebuah cerita. Dan ide dasar itulah cerita dibangun oleh pengarangnya dengan memanfaatkan unsur-unsur intrinsik seperti plot, penokohan, dan latar. Tema merupakan pangkal tolak pengarang dalam menceritakan dunia rekaan yang diciptakannya.
      Penokohan
o   Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita.
     Sudut Pandang
o   Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita.
        Latar (setting)
o   Latar (setting) adalah keadaan tempat, waktu, dan suasana berlangsungnya suatu cerita
        Amanat
o   Amanat merupakan ajaran moral atau pesan didaktis yang ingin disampaikan pengarang pada pembaca melalui karyanya.

Hikayat banyak memiliki nilai kehidupan. Nilai- nilai  kehidupan tersebut dapat berupa nilai religius(agama), moral, budaya, sosial, edukasi(pendidikan), dan estetika(keindahan). Perhatikan contoh teks dan  analisis nilai yang terdapat dalam Hikayat Si Miskin berikut!

CONTOH TEKS
Hikayat dengan Menggunakan Bahasa Melayu
Hikayat Si Miskin
Ini hikayat cerita orang dahulu kala sekali peristiwa Allah Swt. menunjukkan kekayaan- Nya kepada hamba-Nya. Maka adalah seorang miskin laki bini berjalan mencari rizkinya berkeliling negara antah-berantah. Adapun nama raja di dalam negara itu Maharaja Indera Dewa. Namanaya terlalu amat besar kerajaan baginda itu. Beberapa raja di tanah Dewa itu takluk kepada baginda dan mengantar upeti kepada baginda setiap tahun.
Hatta, maka pada suatu hari  baginda sedang ramai dihadapi oleh segala raja-raja, menteri, hulubalang, rakyat sekalian di penghadapannay. Maka si msikin itupun sampailah kepenghadapan itu.setelah dilihat oleh orang banayak, si Miskin laki bini dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing rupanya. Maka orang banayk itupun ramailah tertawa seraya mengambil kayu dan batu. Maka dilemparilah akan si miskin itu kena tubuhnya habis bengkak –bengkak dan berdarah. Maka segala tubuhnya pun berlumur dengan darah. Maka orang pun gemparlah. Maka titah baginda,”Apakah yang gempar di luar itu?” Sembah segala raja –raja itu,”Ya Tuanku Syah Alam, orang melempar si Miskin Tuanku.” Maka titah baginda,”Suruh usir jauh-jauh!” Maka diusir oranglah akan si Miskin hingga sampailah ke tepi hutan. Maka orang banyak itupun kembalilah. Maka haripun malamlah. Maka bagindapun berangkatlah masuk ke dalam istananya itu. Maka segala raja- raja dan menteri, hulubalang rakyat sekalian itupun masing- masing pulang ke rumhnya.
Adapun akan si Miskin itu apabila malam iapun tidurlah di dalm hutan itu. Setelah siang hari, maka ia pun pergi berjalan masuk ke dalam negeri mencri rizkinya. Maka apbila sampailah dekat dengan kepada kampung orang. Apabila orang yang empunya kampung itu melihat akan dia. Maka diusirlah dengan kayu. Maka si Miskin itupun larilah. Ia lalu ke pasar. Maka apabila dilihat oleh orang pasar itu si Miskin datang, maka masing –masing pundatang ada yang melontari dengan batu, ada yang memalu dengan kayu. Maka si Miskin itupun larilah tunggang langgang, tubuhnya habis berlumuran dengan darah. Maka menangislah ia berseru – seru sepanjang jalaan itu dengan tersengat lapar dahaganya seperti alan matilah rsanya. Maka ia pun bertemu dengan tempat orang membuangkan sampah – sampah.  Maka berhentilah ia di sana. Maka dicaharinyalah di dalm sampah yang tertimbun itu barang yang boleh dimakan. Maka didapatinyalah ketupat yang sudah basi dibuangkan oleh orang pasar itu dengan buku tebu lalu dimakannya ketupat yang sebiji itu laki bini. Setelah sudah dimakannya ketupat itu maka barulah dimakannya buku tebu itu. Maka adalah segar sedikit rasanya tubuhnya karena beberapa lamanya tiada merasai nasi.
Hendak mati rasanya. Ia hendak meminta ke rumah orang takut. Jangankan diberi orang barang sesuatu, hampir kepada rumah orang itu pun tiada boleh. Demikianlah si Miskin itu sehari –hari.
Hatta, maka haripun petanglah. Maka si Miskin pun berjalanlah masuk ke dalam hutan tempatnya sediakala itu. Di sanalah ia tidur. Maka disapunyalah darah- darah yang di tubuhnya tiada boleh keluar karena darah itu sudah kering, maka si Miskin itupun tidurlah di dalam hutan itu. Setelah pagi hari, mak berkatalh si Miskin kepada isterinya,”Ya Tuanku, matilah rasaku ini. Sangatlah sakit rasanya tubuhku ini. Maka tiadalah berdaya lagi hancurlah rasanya rasanya anggotaku ini.” Maka iapun tersedu – sedu menangis. Maka terlalu belas rasa hati isterinya melihat laku suaminya demikian itu. Maka iapun menangis pula seraya mengambil daun kayu lalu dimamahnya. Maka disapukannyalah seluruh tubuh suaminya sambil ia berkata, “Diamlah, tuan jangan menangis.”
Maka selaku ini adapun akan si Miskin itu aslinya daripada raja keinderaan. Maka kena sumpah Batara Indera maka jadilah ia demikian itu. Maka adalah suaminya itu pun segarlah  segarlah sedikit tubuhnya. Setelah itu, maka suaminya pun masuk ke dalam hutan mencari ambat muda yang patut dimakannya. Maka dibawanyalah kepada isterinya. Maka demikianlah laki bini.
Hatta  beberapa lamanya maka isteri si Miskin itupun hamilah tiga bulan lamanya. Maka istrinya menangis hendak makan buah mempelam yang ada dalam taman raja itu. Maka suaminya itu pun terketukkan hatinya tatkala ia di Keinderaan menjadi raja tiada ia mau beranak. Maka sekarang tulah mudhorot. Maka baharulah hendak beranak seraya berkata kepada istrinya,”Ayo hai Adinada. Tuan hendak membunuh kakandalah rupanya ini. Tidakkah tuan tahu akan hal kita yang sudah lalu itu? Jangankan hendak meminta barang suatu, hampir kepada kampung tiada boleh.”
Setelah didengar oleh istrinya kata suaminya demikian itu, maka makinlah sangat ia menangis. Maka kata suamiya, “Diamlah tuan, jangan menangis! Berilah kakanda pergi mencaharikan tuan buah mempelam itu, jikalau dapat oleh kakanda akan berikan pada tuan.”
Maka istrinya itu pun diamlah. Maka suaminya itu pergilah ke pasar mencahari buah mempelam itu. Setelah sampai di orang berjualan buah mempelam, maka si Miskin itu pun berhentilah di sana. Hendak pun dimintanya takut ia akan dipalu orang. Maka kata orang yang berjualan buah mempelam,”Hai Miskin.  Apa kehendakmu?”
Maka sahut si Miskin, “Jikalau ada belas dan kasihan serat rahim tuan akan hamba orang miskin hamba ini minta diberikan yang sudah terbuang itu. Hamba hendak memohonkan buah mempelam tuan yang sudah busuk itu barang sebiji sahaja tuan.”
Maka terlalu belas hati sekalian ornag pasar itu yang mendengar kata si Miskin. Seperti hancurlah rasa hatinya. Maka ada yang memberikan buah mempelam, ada yang memberikan nasi, ada yang memberikan kain baju, ada yang memberikan buah-buahan. Maka si Miskin itupun heranlah akan dirinya oleh sebab diberi orang pasar itu berbagai jenis pemberian. Adapun akan dahulunya jangankan diberinya barang suatu hampirpun tiada boleh. Habislah dilemparnya dengan kayu dan batu. Setelah sudah ia berpikir dalam hatinya demikian itu, maka ia pun kembalilah ke dalam hutan mendapatkan istrinya.
Maka katanya, “Inilah tuan, buah mempelam dan segala buah-buahan dan makan-makanan dan kain baju.” Itupun diinjakkannyalah istrinya seraya menceritakan hal ihwalnya tatkala ia di pasar itu. Maka istrinya pun menangis tiada mau makan jikalau bukan buah mempelam yang di dalam taman raja itu.” Biarlah aku mati sekali.”
Maka terlalulah sebal hati suaminya itu melihatkan akan kelakuan istrinya itu seperti orang yang hendak mati. Rupanya tiadalah berdaya lagi. Maka suaminya itu pun pergilah menghadap Maharaja Indera Dewa itu. Maka baginda itupun sedang ramai dihadap oleh segala raja-raja.Maka si Miskin datanglah.Lalu masuk ke dalam sekali.Maka titah baginda,”Hai Miskin,apa kehendakmu?”maka sahut si Miskin,”Ada juga tuanku.”lalu sujud kepalanya lalu diletakkanya ke tanah,”Ampun Tuanku,beribu-ribu ampun Tuanku.Jikalau ada karenanya Syah Alam akan patuhlah hamba orang yang hina ini hendaklah memohonkan daun mempelam Syah Alam yang sudah gugur ke bumi itu barangkali Tuanku.
Maka titah baginda,”Hendak engkau buatkan apa daun mempelam itu?” Maka sembah si Miskin,”Hendak dimakan, Tuanku.” Maka titah baginda,”Ambilkanlah barang setangkai berikan kepada si Miskin ini”.
Maka diambilkan oranglah diberikan kepada si Miskin itu. Maka diambillah oleh si Miskin itu seraya menyembah kepada baginda itu. Lalu keluar ia berjala kembali. Setelah itu maka baginda pun berangkatlah masuk kedalam istananya maka segala raja-raja dan menteri hulubalang rakyat sekalian itupun masing-masing pulang kerumahnya. Maka si Miskin pun sampailah kepada tempatnya. Setelah dilihat oleh istrinya akan suaminya datang itu membawa buah mempelam setangkai. Maka ia tertawa-tawa. Seraya disambutnya lalu dimakannya.
Maka adalah antaranya tiga bulan lamanya.Maka ia pun menangis pula hendak makan nangka yang di dalam taman raja itu juga.Maka si Miskin itu pun pergilah pula memohonkan kepada baginda itu.Maka sujudlah pula ia kepada baginda.Maka titah baginda,”Apa pula kehendakmu hai Miskin?”
Maka sahut si Miskin,”Ya Tuanku, ampun beribu-ribu ampun.” Sahut ia sujud kepalanya lalu diletakkannya ketanah. Sahut ia berkata pula,”Hamba ini orang yang miskin. Hamba minta daun nangka yang gugur ke bumi, barang sehelai.” Maka titah baginda,”Hai Miskin, hendak kau buatkan apa daun nangka? Baiklah aku beri buahan barang sebiji.”Maka diberikan kepada si Miskin itu. Maka ia pun sujud seraya bermohon kembali mendapatkan istrinya itu.
Hatta maka dengan hal yang demikian itu maka genaplah bulannya.Maka pada ketika yang baik dan saat yang sempurna pada malam empat belas hari bulan.Maka bulan itu pun sedang terang.Maka pada ketika itu istri si Miskin itu pun beranaklah seorang anak laki terlalu amat baik parasnya dan elok rupanya.Maka dinamainya akan anaknya itu markaromah artinya anak didalam kesukaran.Maka dipeliharakannyalah anak itu.Maka terlalu amat kasih sayang nya akan anak itu.Tiada boleh bercerai barang seketika jua pun dengan anaknya Markaromah itu.
Hatta,maka dengan takdir Allah SWT menganugrahi kepada hambanya. Maka si Miskin pun menggalilah tanah hendak berbua tempatnya tiga beranak itu.Maka digalinyalah tanah itu hendak mendirikan tiang teratak itu.Maka tergalilah kepada sebuah telaju yang besar berisi emas terlalu banyak.Maka istrinya pun datanglah melihat akan emas itu.Seraya berkata kepada suaminya,”Adapun akan emas ini sampai kepada anak cucu kita sekalipun tada habis dibuat belanja”

sumber: buku paket bahasa Indonesia kurikulum 2013 edisi revisi 2016

Hikayat dengan Menggunakan Bahasa Indonesia
Hikayat Si Miskin
Dahulu kala,  ada sepasang suami istri berkeliling untuk mencari rizki di negara antah- berantah. Karena penampilannya, ia dijuluki si Miskin. Kerajaan tersebut dipimpin oleh Maharaja Indera Dewa. Beberapa raja di tanah tersebut tunduk kepada Baginda Raja Indera Dewa dan selalu mengantar upeti setiap tahun.
Pada suatu hari, semua orang baik para raja, menteri, prajurit maupun rakyat berkumpul di istana sang Maharaja. Situasi yang ramai semakin ramai saat melihat Si Miskin  di tengah –tengah mereka  dengan baju compang camping seperti terkoyak anjing. Melihat penampilan mereka yang jauh dari kata layak pakai, orang – orang  menertawakan mereka dan tak segan-  segan melempari mereka dengan kayu dan batu. Seluruh tubuh Si Miskin berlumuran darah dan bengkak – bengkak. “Apa yang terjadi? Kenapa ribut sekali” tanya Baginda saat mendengar keributan di istananya. “Orang – orang melempari Si Miskin, Yang Mulia” jawab raja yang lain. “Usir mereka jauh – jauh!”titah Baginda Raja Indera Dewa. Si Miskin di usir dari istana. Aktivitas di istana kembali seperti semula, ramai namun tenang tanpa kericuhan. Hari sudah beranjak malam,  seluruh raja, menteri, prajurit, serta rakyat itupun masing –masing pulang ke rumahnya.
Saat malam tiba, Si Miskin tidur di dalam hutan. Di siang hari, mereka pergi ke kampung untuk mencari makan. Namun, saat ke kampung bukan makanan apalagi uang yang mereka dapatkan,  malah pukulan dari kayu yang mereka dapatkan. Tidak hanya sampai di situ, saat mereka di pasar orang – orang melontari mereka dengan batu dan dipukul dengan kayu. Si Miskin lari tunggang langgang dengan tubuh berlumuran darah. Ia menangis tersedu –sedu di sepanjang  jalan dengan tersengat rasa lapar dan dahaga  dan kesakitan di sekujur tubuhnya. Ia berhenti di tempat pembuangan sampah dan memungut makanan yang masih bisa dimakan. Beruntung mereka mendapat sebuah ketupat yang bisa mereka makan. Mereka ingin meminta ke rumah orang tetapi takut. Jangankan diberi makan, hanya mendekati rumahnya saja ia sudah diusir terlebih dahulu. Itulah keseharian Si Miskin.
Hari sudah petang, Si Miskin kembali ke hutan tempat di mana ia tinggal. Setelah membersihkan darah-darah yang telah mengering di tubuhnya, mereka tidur di dalam hutan. Pagi hari, Si Miskin berkata kepada istrinya dengan menangis tersedu- sedu ,“Istriku, rasanya aku seperti ingin mati. Tubuhku rasanya hancur lebur karena rasa sakit ini.” Melihat keadaan suaminya, Sang Istri merasa kasihan dan ikut menangis. Dia mengunyah daun kayu hingga halus lalu dioleskan di tubuh suaminya berharap dapat mengobati luka- luka tersebut. “Diamlah, jangan menagis,”tutur Sang Istri menahan isakannya.
Sebenarnya, Si Miskin adalah seorang raja keinderaan yang dikutuk oleh Batara Indera hingga ia menjadi seperti itu. Tubuhnya sudah lebih segar. Kemudian, ia masuk ke dalam hutan untuk mencari ambat muda yang layak untuk dimakan ia dan istrinya.
Setelah beberapa lama kemudian, isteri si Miskin itu hamil. Diusia kandungan yang ketiga bulan, istrinya ingin makan buah mangga yang ada di dalam taman raja. Ia menangis sampai membuat si Miskin tak tega melihatnya. Terbayang dahulu di Keinderaan, saat ia menjadi raja ia tidak mau memiliki anak dan sekarang telah diberi keturunan. “Bagaiamana bisa Kakanda minta pada mereka setelah apa yang telah kita alami sebelumnya? Jangankan ingin meminta nasi sesuap, mendekati mereka saja tidak boleh,” tutur si Miskin.
Mendengar perkataan suaminya, sang istri menangis semakin hebat. “Tenanglah Adinda, jangan menangis. Kakanda akan mencarikan buah mangga itu, jika dapat kakanda akan berikan kepada adinda,”kata si Miskin. Sang istri pun tidak menangis lagi. Si Miskin pergi ke pasar mencari buah mangga. Setelah sampai di tempat orang yang berjualan mangga, ia takut dipukul orang karena meminta buah- buahannya. Kata penjual buah mangga,” Hai Miskin, Apa maumu?” “Jika dibolehkan, saya ingin meminta buah yang sudah busuk itu satu saja untuk istri saya yang tengah mengandung,” sahut si Miskin.
Karena kasihan dengan si Miskin, orang – orang yang bersimpati padanya ada yang memberikan buah mangga, nasi, baju, dan buah-buahan lainnya. Si Miskin pun keheranan, bagaimana mungkin sekarang ia mendapatkan berbagai pemberian, di saat dulunya ia hanya mendapatkan pukulan kayu dan lemparan batu. Setelahnya, ia kembali ke dalam hutan menemui istrinya. “Ini adinda, buah mangga yang kamu pinta dan buah-buahan, makanan, serta baju,” tutur Si Miskin. Mengalirlah cerita yang ia alami di pasar tadi, bagaimana dan apa yang terjadi di sana kepada istrinya. Sang istri pun menangis kembali, tatkala ia mengetahui buah mangga itu bukan berasal dari taman raja melainkan dari pasar. “Biarkan saja aku mati,”tandasnya.
Si Miskin kesal saat istrinya seperti mengatakan ingin mati, sungguh ia tidak tega. Dengan tekadnya, ia menghadap Maharaja Indera Dewa. Setibanya di istana, keramaian melingkupi Maharaja Indera Dewa. “Hai, Miskin, apa maumu?” tutur Maharaja melihat kedatangan si Miskin saat raja- raja sedang menghadapnya.  “Yang Mulia,”sahut si Miskin lalu bersujud kepada Maharaja. “Ampun Yang Mulia, ampun beribu –ribu ampun, jikalau boleh hamba orang yang hina ini meminta buah mangga yang sudah jatuh di taman Yang Mulia,”pinta si Miskin. “Hendak kau apakan buah mangga itu?”kata Maharaja. “Hendak dimakan, Yang Mulia,”sahut si Miskin. “Ambilkan buah mangga dan berikan kepada si Miskin ini,”titah sang Maharaja pada pengawalnya. Setelah mendapatkan buah mangga itu, si Miskin menyembah kepada sang Maharaja kemudian kembali ke dalam hutan. Istrinya menyambut dengan suka cita buah mangga yang dibawakan suaminya dan memakannya dengan hati gembira.
Tiga bulan kemudian, sang istri ingin memakan nangka yang di dalam taman raja juga. Si Miskin kembali menghadap sang Maharaja. “Apa lagi maumu, hai Miskin?”tanya Maharaja. “Yang Mulia, ampun beribu ampun,”  sahutnya sembari bersujud. “Hamba ini orang miskin. Bolehkah hamba meminta daun nangka yang gugur barang sehelai saja?”lanjutnya. “Hendak kau apakan daun nangka itu? Baiklah aku beri satu buah nangka saja,” tutur sang Maharaja. Si Miskin pun bersujud dan berterimakasih.
Sesudahnya, ia kembali ke dalam hutan dan menyerahkan buah nangka itu. Selama istrinya hamil, ia banyak mendapat makanan- makanan, beras, baju, dan segala perkakas – perkakas dari orang yang bersimpati padanya.
Terang bulan, istri si Miskin melahirkan seorang anak laki- laki yang begitu rupawan. Anak itu mereka namai Markaromah yang artinya “Anak di dalam kesukaran”. Mereka merawat anak mereka dengan penuh kasih sayang.
Karena takdir Tuhan si Miskin yang menggali tanah menemukan sebuah telaju besar berisi emas yang banyak. Istrinya pun datang dan melihat lalu berkata,”Adinda yakin, emas ini tidak akan habis tujuh turunan.” Sejak saat itu, si Miskin menjadi orang yang kaya.

Identifikasi Nilai – Nilai dalam Hikayat

Nilai
Konsep nilai
Kutipan Teks
Agama
·         Percayalah pada Tuhan bahwa Dialah yang menentukan nasib manusia.
Karena takdir Tuhan si Miskin yang menggali tanah menemukan sebuah telaju besar berisi emas yang banyak.
Sosial
·         Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih.
·         Hendaknya kita mau berbagi untuk meringankan beban orang lain.

Karena kasihan dengan si Miskin, orang – orang yang bersimpati padanya ada yang memberikan buah mangga, nasi, baju, dan buah-buahan lainnya.
Budaya
·         Budaya menyembah seorang raja / tunduk kepada raja
“Yang Mulia,”sahut si Miskin lalu bersujud kepada Maharaja.
Moral
·         Kita harus bersikap bijaksana dalam menghadapi segala hal di dalam hidup kita.
Mendengar perkataan suaminya, sang istri menangis semakin hebat. “Tenanglah Adinda, jangan menangis. Kakanda akan mencarikan buah mangga itu, jika dapat kakanda akan berikan kepada adinda,”kata si Miskin. Sang istri pun tidak menangis lagi.


Terimakasih atas kunjungannya. :) 
Kesalahan ada pada penulis, saya menerima kritik dan saran dengan tangan terbuka...
Semoga bermanfaat!!!

26 komentar:

  1. 1. analisislah gagasan gagasan pokok dalam teks hikayat si miskin
    2. Susunlah gagasan gagasan pokok tersrbut menjadi sebuah sinopsis cerita utuh
    3. Ubahlah hikayat tersebut menjadi sebuah cerpen dengan memerhatikan langkah berikut.
    a.analislah nilai nilai yang terdapat dalam hikayat
    b.tentukan tema dari sinopsis yang telah kamu buat
    c.buatlah poin poin alur dari tema tersebut sehingga menjadi kerangka cerpen
    d.kembangkanlah poin alur tersebut menjadi sebuah cerpen yang memiliki tokoh dan setting berbeda dengan teks asal dengan tetap memerhatikan alur dan nilai...
    ada jawaabn baut saya kh gan... mohon bantuannya gan..

    BalasHapus
  2. Tolong dong yang nilai nilai yang versi melayunya

    BalasHapus
  3. Nilai estetika dan edukasiny mna??

    BalasHapus
  4. Makasih jawabban nya sangat membantu

    BalasHapus
  5. Makasih jawabban nya sangat membantu

    BalasHapus
  6. Terima kasih, ini sanagt membantu saya untuk memahami hikayat si miskin 👍

    BalasHapus
  7. Terima Kasih, ini Sangat membantu sekali

    BalasHapus
  8. Kalau yang hikayat cekel weneng pati ada nggk??

    BalasHapus
  9. Sebutkan contoh dari teks tersebut yg ada di Masyarakat

    BalasHapus
  10. Trima kasih ini sangat membantu.tapi ada yang kurang pendidikan nya gk ada

    BalasHapus
  11. Makasih banyak ini membantu sekali semoga berkah

    BalasHapus
  12. Makasih buaanyak n ini sangat membantu tugas sy..

    BalasHapus
  13. Yg hikayat sukarna dan sukarni nya adaa????

    BalasHapus
  14. Keren mksh yh sngt membantu:)!

    BalasHapus
  15. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  16. kurang nilai edukasi dan estetika nya

    BalasHapus